Laman

Selasa, 11 Maret 2014

Wanita Setia Memanggul Kekasihnya Yang Tak Punya Kaki Dan Tangan

99fa87407c0637bca99efad5c4c82a08
Taylor Morris, adalah salah seorang petugas militer yang dikirim ke Afghanistan pada awal tahun 2012 lalu. Namun sebuah ledakan membuat Taylor kehilangan dua kaki dan tangannya.

Sejak itu, banyak hal yang berubah dalam hidup Taylor. Ia tak lagi seperkasa dahulu, ia juga tak lagi memiliki kaki dan tangan. Tapi, ada hal yang tak berubah yang membuat Taylor mampu bertahan. Yaitu cinta sejati dari kekasihnya, Danielle Kelly.
cinta-mengharukan-wanita-setia-memanggul-kekasihnya-yang-tak-punya-kaki-dan-tangan

Wanita ini sudah sangat lama mendampinginya, bahkan hingga ia tak lagi bisa menggenggam tangan Taylor karena sang kekasih tak lagi memiliki sepasang telapak tangan dan kaki. Sejak dirawat di rumah sakit karena luka yang sangat parah, Danielle adalah nama pertama yang disebutnya. Tidak mudah bagi seorang wanita seperti Danielle mengetahui bahwa kekasihnya kini tak seperti dahulu lagi. Namun wanita ini memang memiliki cinta sejati pada Taylor. Saat mereka pulang ke kampung halaman, Danielle bahkan rela memanggul Taylor di punggungnya untuk turun dari pesawat.
Kini Thomas sudah menggunakan kaki dan tangan palsu. Dalam sebuah momen pernikahan sahabatnya, Thomas tak ingin diam saja. Ia mengajak Danielle untuk berdansa. Ia juga menyampaikan sebuah pidato sambil menitikkan air mata, “Kalau aku memiliki tangan, aku akan memetik bintang dan memberikannya pada Danielle. Semua ini sungguh sulit, namun dia selalu ada untukku setiap saat.” Taylor dan Danielle adalah salah satu kisah cinta sejati yang ada di dunia.

Lo Siaw Ging: Dokter Tanpa Tarif di Solo

up p28-d_440.main storyNama lengkapnya Lo Siaw Ging, namun ia lebih dikenal dengan panggilan dokter Lo. Di Solo, Jawa Tengah, dokter keturunan Tionghoa berusia 78 tahun ini populer bukan hanya karena diagnosa dan obat yang diberikannya selalu tepat, tapi juga karena ia tidak pernah meminta bayaran dari pasiennya.

Setiap hari, kecuali Minggu, puluhan pasien antre di ruang tunggu prakteknya. Mereka berasal dari berbagai kalangan, mulai tukang becak, pedagang kaki lima, buruh pabrik, karyawan swasta, pegawai negeri, hingga pengusaha. Pasiennya tidak hanya datang dari Solo, tetapi juga kota-kota di sekitarnya, seperti Sukoharjo, Sragen, Karanganyar, Boyolali, Klaten, dan Wonogiri.

Dokter Lo menjadi istimewa karena tidak pernah memasang tarif. Ia juga tak pernah membedakan pasien kaya dan miskin. Ia justru marah jika ada pasien yang menanyakan ongkos periksa padahal ia tidak punya uang. Bahkan, selain membebaskan biaya periksa, tak jarang Lo juga membantu pasien yang tidak mampu menebus resep. Ia akan menuliskan resep dan meminta pasien mengambil obat ke apotek tanpa harus membayar. Pada setiap akhir bulan, pihak apotek yang akan menagih harga obat kepada sang dokter.

Perlakuan ini bukan hanya untuk pasien yang periksa di tempat prakteknya, tapi juga untuk pasien-pasien rawat inap di rumah sakit tempatnya bekerja, RS Kasih Ibu. Alhasil, Lo harus membayar tagihan resep antara Rp 8 juta hingga Rp 10 juta setiap bulan. Jika biaya perawatan pasien cukup besar, misalnya, harus menjalani operasi, Lo tidak menyerah. Ia akan turun sendiri untuk mencari donatur. Bukan sembarang donatur, sebab hanya donatur yang bersedia tidak disebutkan namanya yang akan didatangi Lo.

“Beruntung masih banyak yang percaya dengan saya, ” kata dia.

Di mata pasien tidak mampu, Lo memang bagaikan malaikat penolong. Ia  menjungkirbalikan logika tentang biaya kesehatan yang selama ini sering tak terjangkau oleh pasien miskin. Apa yang dilakukan Lo juga seperti membantah idiom “orang miskin dilarang sakit”.

“Saya tahu pasien mana yang mampu membayar dan tidak.  Untuk apa mereka membayar ongkos dokter dan obat kalau setelah itu tidak bisa membeli beras? Kasihan kalau anak-anaknya tidak bisa makan, ” kata dia.

Gaya bicaranya tegas cenderung galak. Tidak jarang ia memarahi pasien yang menganggap enteng penyakit. Ia bercerita pernah benar-benar sangat marah kepada seorang ibu karena baru membawa anaknya ke ruang prakteknya setelah mengalami panas tinggi selama empat hari.

“Sampai sekarang masih banyak orang yang bersikap seperti itu. Memangnya penyakit itu bisa sembuh dengan sendirinya. Kalau sakit ya harus segera dibawa ke dokter. Jangan melakukan diagnosa sendiri, ” ujar anak ke 3 dari 5 bersaudara itu.

wpid-20121229_174859 

Toh meski galak, Lo tetap dicintai. Ia menjadi rujukan berobat terutama bagi mereka yang tidak  mampu. Namun dokter lulusan Universitas Airlangga Surabaya ini merasa apa yang ia lakukan bukan sesuatu yang luar biasa dan tidak perlu dibesar-besarkan.

“Tugas dokter itu menolong pasiennya agar sehat kembali. Apa pun caranya. Saya hanya membantu mereka yang membutuhkan pertolongan dokter. Tidak ada yang istimewa, ” ujar dokter yang buka praktek di rumahnya, Kampung Jagalan, Jebres, Solo.

Dokter Sederhana
3410636p 
Lahir di Magelang, 16 Agustus 1934, Lo tumbuh dalam sebuah keluarga pengusaha tembakau yang moderat. Orang tuanya, Lo Ban Tjiang dan Liem Hwat Nio, memberi kebebasan kepada anak-anaknya untuk memilih apa yang dinginkan. Salah satunya adalah ketika Lo ingin melanjutkan SMA ke Semarang, karena dia menganggap tidak ada SMA yang kualitasnya bagus di Magelang ketika itu.

Setamat SMA, Lo menyatakan keinginannya untuk kuliah di kedokteran. Ketika itu, ayahnya hanya berpesan jika ingin menjadi dokter jangan berdagang. Sebaliknya jika ingin berdagang, jangan menjadi dokter. Rupanya, nasehat itu sangat membekas di hati Lo. Maksud nasehat itu, menurut Lo, seorang dokter tidak boleh mengejar materi semata karena tugas dokter adalah membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Kalau hanya ingin mengejar keuntungan, lebih baik menjadi pedagang. .

”Jadi siapa pun pasien yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus melayani dengan baik. Membantu membantu orang itu tidak boleh membeda-bedakan. Semuanya harus dilakukan dengan ikhlas. Profesi dokter itu menolong orang sakit, bukan menjual obat, ” ujar suami dari Gan May Kwee ini.

Menjadi dokter sejak 1963, Lo mengawali karir dokternya di poliklinik Tsi Sheng Yuan milik Dr Oen Boen Ing (1903-1982), seorang dokter legendaris di Solo. Pada masa orde baru, poliklinik ini berkembang menjadi RS Panti Kosala, dan kini berganti nama menjadi RS Dr Oen.

Selain dari ayahnya, Lo mengaku banyak belajar dari Dr Oen. Selama 15 tahun bekerja pada seniornya itu, Lo mengerti benar bagaimana seharusnya menjadi seorang dokter.

”Dia tidak hanya pintar mengobati, tetapi juga sederhana dan jiwa sosialnya luar biasa, ” kata mantan Direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.

Apa yang dikatakan Lo tentang membantu siapa pun yang membutuhkan itu bukanlah omong kosong. Ketika terjadi kerusuhan Mei 1998 lalu misalnya, Lo tetap buka praktek. Padahal para tetangganya meminta agar dia tutup karena situasi berbahaya, terutama bagi warga keturunan Tionghoa. Namun, Lo tetap menerima pasien yang datang. Para tetangga yang khawatir akhirnya beramai-ramai menjaga rumah Lo.

“Banyak yang butuh pertolongan, termasuk korban kerusuhan, masak saya tolak. Kalau semua dokter tutup siapa yang akan menolong mereka?” kata Lo yang juga lulusan Managemen Administrasi Rumah Sakit (MARS) dari Universitas Indonesia.

Hingga kerusuhan berakhir dan situasi kembali aman, rumah Lo tidak pernah tersentuh oleh para perusuh. Padahal rumah-rumah di sekitarnya banyak yang dijarah dan dibakar.

Kini, meski usianya sudah hampir 80 tahun, Lo tidak mengurangi waktunya untuk tetap melayani pasien. Setiap hari, mulai pukul 06. . 00 sampai 08. 00, dia praktek di rumahnya. Selanjutnya, pukul 09. 00 hingga pukul 14. 00, Lo menemui para pasiennya di RS Kasih Ibu. Setelah istirahat dua jam, ia kembali buka praktek di rumahnya sampai pukul 20. 00.

“Selama saya masih kuat, saya belum akan pensiun. Menjadi dokter itu baru pensiun kalau sudah tidak bisa apa-apa. Kepuasan bagi saya bisa membantu sesama, dan itu tidak bisa dibayar dengan uang, ” ujar dokter yang sejak beberapa tahun lalu berjalan dengan bantuan tongkat ini.

Menurut Lo, istrinya memiliki peran besar terhadap apa yang ia lakukan. Tanpa perempuan itu, kata Lo, ia tidak akan bisa melakukan semuanya.

“Dia perempuan luar biasa. Saya beruntung menjadi suaminya, ” ujar Lo tentang perempuan yang ia nikahi tahun 1968 itu.

Puluhan tahun menjadi dokter, dan bahkan pernah menjadi direktur sebuah rumah sakit besar, kehidupan Lo tetap sederhana. Bersama istrinya, ia tinggal di rumah tua yang relatif tidak berubah sejak awal dibangun, kecuali hanya diperbarui catnya. Bukan rumah yang megah dan bertingkat seperti umumnya rumah dokter.
“Rumah ini sudah cukup besar untuk kami berdua. Kalau ada penghasilan lebih, biarlah itu untuk mereka yang membutuhkan. Kebutuhan kami hanya makan. Bisa sehat sampai usia seperti sekarang ini saja, saya sudah sangat bersyukur. Semakin panjang usia, semakin banyak kesempatan kita untuk membantu orang lain, ” kata Lo yang selama 43 tahun perikahannya dengan Gan May Kwee tidak dikaruniai anak.

Di tengah biaya obat-obatan yang mahal, pelayanan rumah sakit yang sering menjengkelkan,  dan dokter yang lebih sering mengutamakan materi, keberadaan Lo memang seperti embun yang menyejukkan. Rasanya, sekarang ini tidak banyak dokter seperti Dr Lo.

Karl Rabeder : Konglomerat yang Menyumbangkan Seluruh Hartanya

Seorang miliuner Austria, Karl Rabeder, memberikan setiap sen kekayaanya senilai total 3 juta poundsterling atau setara Rp 50 miliar setelah menyadari kekayaannya tidak membuat dirinya bahagia.

Rabeder sebenarnya tumbuh dalam keluarga miskin Austria yang menjadi pemicu untuk bekerja keras dan mencari materi sebanyak mungkin agar terlepas dari kesulitan ekonomi. Pada sebuah wawancara, ia mengakui pada awalnya uang adalah segalanya. Uang yang memungkinkan ia bisa melanjutkan kuliah sementara orang tuanya tak sanggup membiayai sekolahnya, singkatnya uang satu-satunya cara mencapai kebebasan.
 
Karl Rabeder
 
Mimpi menjadi konglomerat akhirnya tercapai setelah membangun perusahaan desain interior. Ia memiliki vila indah di Alpine, mengendarai Audi A8, berwisata keliling dunia ke mana pun ia mau.
 
Namun, belakangan ia terus mendengar suara yang menyuruhnya menghentikan apa yang dia lakukan. Ia mulai merasa seperti budak yang bekerja untuk hal-hal yang tidak benar-benar diinginkan atau butuhkan.

Perasaan ini terus berkecamuk dalam dirinya. Ia harus melakukan sesuatu, tetapi belu ada keberanian untuk melakukannya. Hingga akhirnya ia membuat keputusan besar saat berlibur ke Hawaii.

Sepulang dari liburannya, ia menjual tiket lotre seharga USD 134 dengan hadiah utama: rumah mewahnya di Alpine. Ia juga menjual koleksi glider (pesawat terbang ringan), Audi A8, dan perusahaan desain interior yang membuatnya jadi jutawan. Kemudian ia mendirikan yayasan MyMicroCredit, semua uangnya diberikan pada yayasan ini untuk membantu orang di negara-negara dunia ketiga (khususnya Amerika Selatan).

Sekarang, bagaimana kehidupan Rabeder setelah kehilangan semua kekayaannya? Ia hanya hidup dengan penghasilan USD 1,350 per bulan.
Karl-Rabeder-550x412

Kini ia hidup dalam kabin kayu 19 meter persegi. Berbeda sekali dengan Saat menjadi konglomerat ia tinggal di rumah mewah seluas 321 meter persegi di daerah Telfs Tyrolean. Sekarang, Kegiatannya lebih banyak habis sebagai pembicara seminar bertema “Kebahagiaan bisa dipelajari” atau “Cukup uang untuk menjadi bahagia”.

Dibalik pengorbanan Karl Rabeder yang begitu besar, terdapat sosok istri yang selalu mendukung tindakannya. Terbiasa hidup dalam kemewahan, tentu begitu hebat sosok wanita pendamping suami yang mau kehilangan segalanya.

karlrabrdergross
 
Sejak menjual hartanya, Rabeder mengatakan bahwa dirinya merasa bebas, tidak lagi merasa terbebani. Namun, dia mengatakan, ia tidak akan menghakimi orang kaya yang memilih untuk terus menumpuk kekayaan. “Saya tidak punya hak untuk memberikan nasihat bagi orang lain. Saya hanya mendengar suara hati saya.”

Dr. Jim Withers : Melayani Para Gelandangan

enhanced-buzz-4954-1389752116-0-1 
 
Selama 20 tahun terakhir, Dr. Jim Withers dari Pittsburgh, Amerika, telah mendedikasikan hidupnya untuk merawat tunawisma di kotanya. Dia dikenal dengan sebutan dokter jalanan.
Setiap malam, Jim keluar rumah dengan berpakaian lusuh layaknya gelandangan untuk memberikan perawatan medis kepada mereka yang membutuhkan.

Menurut laporan Huffington Post, Jim mulai melakukan ini sejak 1992, bersama Mike Sallows, seorang mantan tunawisma. Mereka berdua berjalan di tengah malam sembari memanggul ransel berisi obat-obatan dan alat kedokteran.
 
withers-sidewalk
 
“Saya merasa terpukul ketika melihat banyak orang tinggal di bawah jembatan dan tempat perkemahan untuk tunawisma. Mereka juga mengalami masalah medis yang serius, seperti borok yang sulit disembuhkan, dan kanker,” kata Jim.

Jim memperkirakan bahwa dia telah merawat lebih dari 1.200 tunawisma sejak 1992. Kini, apa yang dilakukannya telah menjadi sebuah gerakan yang diikuti oleh banyak mahasiswa kedokteran di kotanya. Layanan amal itu pun diberi nama Operation Safety Net.

BINDER-withers

Tekad Jim untuk membantu tunawisma sempat mendapat tentangan dari rekan seprofesinya. Mereka tampak tidak terlalu senang dengan idenya. Saat itu, Jim merupakan salah seorang spesialis di rumah sakit. Namun, kini rekan-rekan Jim di rumah sakit tersebut mendukung penuh aksi mulianya. Bahkan, mereka kerap bertanya kepadanya apakah anak mereka bisa bergabung dengan timnya.

Dr_Withers_Street_Rounds

Tertarik dengan aksi Jim, seorang filmmaker bernama Julie Sokolow kemudian mengikuti Jim dan timnya selama dua hari, untuk mengabadikannya dalam sebuah film dokumenter. Film pendek itu telah diunggah di situs NationSwell pekan lalu. Sekarang program Jim telah direplikasi di 90 negara di seluruh dunia.

Anggun C.Sasmi : Agama Buddha Itu Sederhana

agama anggun c sasmi
Masa kecil dan karir di Indonesia 

Anggun merupakan putri dari pasangan Darto Singo, seorang seniman Indonesia, dengan Dien Herdina, sorang ibu rumah tangga berdarah Keraton Yogyakarta. Anggun menempuh pendidikan dasarnya di sebuah sekolah Katolik di Jakarta, walaupun Anggun adalah Muslim. Anggun hidup dalam keluarga yang penuh seni. Sejak usia 7 tahun Anggun digembleng latihan vokal setiap hari oleh ayahnya. Anggun diajarkan berbagai latihan teknik vokal dengan penuh disiplin. Ibunya kemudian bertindak sebagai manajer dan bertugas menerima order menyanyi untuk Anggun. Pada usia 9 tahun, Anggun mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri dan mulai merekan album anak-anak.


Karir Internasional 

Anggun memulai karir intenasionalnya di usia 19 tahun pada tahun 1994. Setelah menjual perusahaan rekamannya dan meninggalkan segala popularitas yang dimilikinya di Indonesia. kemudain Anggun menetap di London, Inggris selama setahun. Lama-kelamaan Anggun sadar bahwa karirnya takkan berkembang di inggris akhirnya anggun memutuskan untuk berhijrah ke Belanda, dimana banyak orang Indonesiayang menetap. Namun Di perjalanan menuju Belanda, Anggun singgah dulu di Paris, Perancis, kampung halaman suaminya, Michel de Ghea. kemudian, Anggun akhirnya membatalkan niatnya ke Belanda lalu menetap dan memulai karir di Perancis.

Pada tahun 1996, akhirnya Anggun berhasil bertemu dengan Erick Benzi, salah seorang produser besar Perancis yang pernah menangani album sejumlah penyanyi terkenal seperti Celine Dion, Jean-Jacques Goldman, Jhonny Hallyday dan lainnya. Benzi pun terpikat oleh kemampuan vokal Anggun, dan menawarkannya rekaman album solo di Perancis. Setelah mempelajari bahasa Perancis di Alliance Français selama sebulan, Anggun dan Benzi mulai membuat rekaman album.

Setelah rekaman itu selesai, Sony MusicFrance pun tertarik dan merekrut Anggun sebagai artis rekaman mereka. Tidak hanya itu, Anggun pun dikontrak dalam 2 album, yaitu album berbahasa Perancis dan album berbahasa Inggris.

24 Juni 1997 merupakan tanggal keramat bagi Anggun ketika album pertamanya Au Nom de la Lune (Atas Nama Bulan) dilepas ke pasaran Perancis. Single pertama Anggun, “La Neige au Sahara”, mendapat tempat di hati peminat musik Perancis bahkan hingga Belgia, Swiss, dan Kanada. Single ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997 dan menjadi salah satu Hit Summer ’97. Album yang memuat elemen pop ditambah bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia(tambur, seruling, kemiri) ini berhasil mereguk sukses dengan penjualan lebih dari 150.000 kopi di Perancis, menjadikannya seorang artis berbangsa Indonesiapertama yang berhasil meletakkan nama sejajar dengan artis-artis Perancis yang ada.

Tahun berikutnya, Anggun meluncurkan album berbahasa Inggris pertamanya, Snow on the Sahara. Album ini dirilis di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Khusus untuk Jepang, Indonesia dan Malaysia, album ini dirilis dalam edisi spesial bertajuk Anggun (Di Indonesia disertai dengan single berjudul “Kembali”). Single Snow on the Sahara pun seketika menjadi hits besar. Single ini melayang hampir seluruh tangga lagu di Eropa sepanjang 1998 hingga 1999. Single ini sempat mencapai posisi 1 di Italia, Spanyol dan beberapa negara di kawasan Asia Timur. Di Eropa, single ini bahkan berhasil menduduki Top 5 pada UK Club Charts, Inggris.

Di Amerika Serikat, Snow on the Sahara dirilis pada Mei, 1998 oleh Epick Record. Anggun berhasil membuat sejarah dengan menjadi artis Asia pertama yang menembus tangga lagu Billboard di posisi #16 (disusul 7 tahun kemudian oleh Utada Hikaru). Sementara album Snow on the Sahara sendiri berada di posisi #23 Billboard Heat Seekers Charts.

Album Snow on the Sahara telah sukses meraih sejumlah platinum di beberapa negara dengan total penjualannya melebihi angka 1 juta kopi di seluruh dunia, menjadikan Anggun sebagai artis Asia dengan penjualan album paling tinggi di luar Asia (rekor yang masih dipegang Anggun hingga saat ini). Snow on theSahara juga menjadi album tersukses Anggun sepanjang karirnya.

Belajar Agama Buddha 

Anggun sejak beberapa tahun lalu telah tertarik untuk mempelajari ajaran Buddha, selain agama yang pernah diajarkan pada dirinya selama ini.

“Bapak pernah bilang, agama itu harus pilih sendiri. Bukan karena disuruh “. “Aku membaca banyak topik. Agama Buddha misalnya. Aku adalah seorang muslim namun aku bersekolah di sekolah Katolik. Orang tuaku memberikanku kebebasan untuk memilih agama apapun. Dan sekarang, ketika semua teman-teman Perancisku beragama Buddha, aku juga mencoba untuk mempelajarinya. Buku-buku mengajarkanku untuk mendengarkan hati nuraniku” jelas Anggun pada The Jakarta Post.

Ketika ditanya bagaimana ia memandang hidup, Anggun menjawab ” Sekarang aku senang dapat sungguh-sungguh mempelajari Agama Buddha. Aku telah bercakap-cakap dengan orang yang beragama Buddha dan engkau tahu, agama Buddha sebenarnya sangat sederhana, cintai dirimu sehingga engkau dapat mencintai orang lain, itulah intinya.”

Bagi Anggun agama Buddha telah secara nyata memberikannya pemahaman yang benar mengenai makna kehidupan. Ketika ditanya siapa tokoh dalam Buddhisme yang dipujanya, Anggun dengan tegas mengatakan : orang itu adalah Pangeran Siddharta.

Tom Attwater :Aku Rela Mati Asalkan Anakku Bisa Sembuh

Tom (31 tahun) bertemu dengan Joely Smith (26 tahun), seorang orangtua tunggal dengan putri semata wayangnya, Kelli saat itu berusia dua tahun. Kelli telah berjuang melawan kanker sejak berusia tiga bulan. Tom segera menjadi sosok ayah bagi gadis kecil itu dan mereka hidup bertiga di Sutton Coldfield, West Midlands.

2 bo con ung thu_gzbj

Setelah berhasil mengatasi penyakit ini dua kali, Kelli kini kembali membutuhkan perawatan yang mahal di Amerika Serikat (AS) karena sel kanker kembali ditemukan dalam tubuhnya. Keadaan keluarga tersebut diperburuk ketika Tom sendiri didiagnosa menderita tumor otak dan diperkirakan memiliki harapan hidup yang kecil.

Dengan kondisinya yang sakit itu, Tom bertekad untuk mengumpulkan uang sebesar £500,000 (Rp 9,9 miliar) agar ketika ia meninggal, Kelli dapat menggunakan uang itu untuk berobat ke luar negeri, demikian yang diceritakan Tom kepada ITV pada Rabu (5/2).

Tom menghimpun dukungan dana dari penjualan gelang yang bertuliskan “The Kelli Smith Appeal Helping Her Beat Cancer”. Gelang tersebut dijual seharga £2 (Rp 38,000).

Mirror melaporkan pada Sabtu (8/2) bahwa sejak mengangkat kisah Tom dan Kelli pada Desember, para pembaca Mirror telah mengumpulkan £40,000 (Rp 798 juta), sehingga kini dana bantuan pengobatan Kelli telah mencapai £210,000 (Rp 4 miliar), mencapai 42 persen dari target.

5239592-large
Tom merasa bahwa ia tidak akan ada untuk turut menyaksikan pertumbuhan Kelli.

“Tumor saya terus berkembang dan saya tidak memiliki kesempatan apa pun, namun masih banyak yang dapat dilakukan untuk kesembuhan Kelli,” ujar Tom.

Untuk itu, Tom meninggalkan warisan sebuah surat berisi “nasihat seorang ayah” sebagai tuntunan bagi Kelli dalam menjalani hari-harinya. Demikian isi suratnya:

tom-attwater1

Tom menulis surat untuk Kelly di saat-saat terakhirnya. Berikut tulisan Tom seperti dilansir dari mirror.co.uk.
“Kelly sayang,

Maafkan aku karena tidak bisa melihatmu tumbuh dewasa, jangan salahkan siapapun atau dunia ini. Hidup memang dipenuhi keberuntungan dan saat ini keberuntunganku telah habis. Aku berharap memiliki kata-kata yang tepat dan bisa membuatmu nyaman. Aku berharap tidak sakit dan kamu tidak sering melihatku kesakitan seperti saat ini. Aku punya banyak sekali impian untuk ku lakukan bersamamu, tetapi sayangnya ini sulit terjadi.

Jika kebanyakan seorang ayah bersama anaknya memiliki kesempatan untuk hidup bersama dengan lama, sayang sekali aku tidak dapat menghabiskannya denganmu. Jika kebanyakan ayah akan memberi nasihat selama kamu tumbuh, sayangnya aku tidak bisa, maka dari itu, aku meninggalkan pesan ini untukmu.

Sekolah, setiap orang mengatakan bahwa bekerja keras untuk pendidikan itu sangat penting. Aku berharap, kamu bisa melakukan yang terbaik. Aku memiliki prestasi yang baik di sekolah dulu, apakah itu membuat hidupku baik juga? tidak terlalu sebenarnya. Sekolah memang sangat penting, tetapi pastikan kamu juga bahagia.

Laki-laki, selalu pilihlah laki-laki yang memiliki sifat gentle, sikap yang baik, dan memiliki rasa hormat kepada orang lain. Bayangkan jika dia kamu ajak untuk duduk bersama dengan keluarga kita saat minum teh. Jika menurutmu dia cocok untuk hal seperti ini, berarti kamu telah menemukan pria yang tepat. Tetapi sayangnya, suatu saat nanti kamu akan merasakan patah hati. Memang rasanya sangat menyebalkan. Tetapi kamu harus segera bangkit dari itu semua. Jika suatu saat nanti kamu menemukan laki-laki yang selalu ada untukmu, jangan abaikan dia, dia pasti sangat peduli denganmu.

Pernikahan, Aku sangat sering membayangkan menggandeng tanganmu berjalan di altar dan air mataku jatuh berhamburan, tetapi maaf, aku tidak dapat melakukannya untukmu. Tapi ingatlah, aku akan di sana saat pernikahanmu. Aku akan melihatmu bahagia di hari itu.

Ibu, kamu dan ibumu mungkin akan sering beradu pendapat, setidaknya saat kamu dewasa. Tapi ingatlah bahwa dia sangat menyayangimu dan menginginkan yang terbaik untukmu. Peluk ibumu ketika dia merasa sedih dan salinglah membantu setiap ada masalah ketika aku sudah tiada. Ketika kamu dewasa mungkin kamu akan berpikir bahwa temanmu benar dan ibumu yang salah. Tapi ibumu harus membuat keputusan yang sulit agar kamu mendapatkan yang terbaik. Jadi, perlakukanlah ibu dengan baik.

Keluarga, tidak ada yang lebih penting selain keluarga dan semua yang mereka berikan untuk kita.

Teman, Perlakukan orang seperti bagaimana mereka memperlakukanmu. Dan baiklah pada orng yang membantumu. Kekerasan sangat mengerikan, jangan sampai kamu melakukannya.

Karir, kamu pernah mengatakan jika kamu ingin menjadi putri astronot, sehingga kamu bisa menggunakan pakaian yang cantik dan menemukan planet yang indah. Sekarang mungkin kamu akan menyadarinya itu tak mungkin. Tetapi semua hal bisa saja terjadi untukmu. Lakukan apa saja yang membuat kamu bisa menikmatinya dan bahagia. Jika kamu bisa melakukannya, hidupmu akan sangat lebih mudah. Kamu mungkin perlu memulai dengan beberapa pekerjaan sampai akhirnya kamu menemukan yang sangat cocok untukmu.

Percaya diri, dalam hidup banyak orang yang akan mengatakan kamu tidak bisa melakukannya. Ubahlah pemikiranmu. Kamu pasti bisa. Kamu sangat ingin melakukannya. Tetapi tantangan yang besar juga memiliki resiko yang besar, jadi hati-hatilah ketika memilih.

Dan akhirnya, terimakasih Kelly, terimakasih telah memberikan hadiah terbesar dalam hidupku dengan memanggilku Ayah. Memiliki anak perempuan sepertimu merupakan kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Terimakasih telah mengajari tentang cinta dan kebahagian lebih dari orang lain.
Nikmati hidupmu, jangan terburu-buru. Aku akan selalu menunggumu. Semua cintaku selalu untuk kamu tuan putriku dan ibumu.”

Tom-Attwater-with-Kelli-and-Joely-31226482

Itulah cuplikan dari surat Tom. Meskipun Tom Attewater adalah ayah tiri, tetapi dia sangat menyayangi Kelly seperti anaknya sendiri 

Accurate Health Center Medan merupakan pusat pengobatan holistik  yang menyediakan terapi psikologi, hipnoterapi, akupunktur akan membantu anda dapat rangka memberikan sebuah sesi terapi penyembuhan bagi jiwa-jiwa yang mengalami gangguan kesehatan.

Pengobatan "Accurate" Health Center merupakan pengobatan yang aman, alami dan tanpa efek samping. Rahasia Terjamin.

Hubungi "Accurate" Health Center untuk penangananya.

"Accurate" Health Center Medan
Jl. Tilak No. 76 (Simpang Demak)
Telp. (061) 7322480
Medan

Website : Http://www.accuratehealth.blogspot.com