Laman

Jumat, 24 Juni 2011

Kisah Bai Fang Li, Tukang Becak yang Paling Mulia

Kisah Bai Fang Li ini saya harap menjadi pelajaran hidup bagi kita semua untuk saling membantu sesama kita yang kesusahan, walaupun hidup serba pas-pasan tetapi tetap membantu orang tanpa pamrih

Tak perlu menggembar-gemborkan sudah berapa banyak kita menyumbang orang karena mungkin belum sepadan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bai Fang Li. Kebanyakan dari kita menyumbang kalau sudah kelebihan uang. Jika hidup pas-pasan keinginan menyumbang hampir tak ada.

Bai Fang Li berbeda. Ia menjalani hidup sebagai tukang becak. Hidupnya sederhana karena memang hanya tukang becak. Namun semangatnya tinggi. Pergi pagi pulang malam mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya. Ia tinggal di gubuk sederhana di Tianjin, China.

Ia hampir tak pernah beli makanan karena makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupun pakaiannya. Apakah hasil membecaknya tak cukup untuk membeli makanan dan pakaian? Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup lebih layak. Namun ia lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.

Tersentuh
Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.

Namun yang membuat Bai Fang Li heran, si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya. Ketika ia tanya, ternyata si anak tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan. Ia gunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk di mana mereka tinggal. Mereka hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.

Bai Fang Li yang berkesempatan mengantar anak itu ke tempat tinggalnya tersentuh. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh. Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.

Tak Menuntut Apapun
Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000.

Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Melihat semangatnya untuk menyumbang, Bai Fang Li memang orang yang luar biasa. Ia hidup tanpa pamrih dengan menolong anak-anak yang tak beruntung. Meski hidup dari mengayuh becak (jika diukur jarak mengayuh becaknya sama dengan 18 kali keliling bumi), ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.

Kisah Sepasang Suami Istri Saling Melengkapi dalam Keterbatasan

Pasangan ini tidak seperti pasangan biasanya. pasangan ini masing-masinh memiliki kekurangannya. Yang wanita tidak memiliki kaki sementara yang prianya tidak memiliki tangan. mereka dalam berkehidupan saling mengisi satu sama lain. Selain itu mereka mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sendiri tanpa bantuan dari tetangga atau siapapun. They are an amazing couple!

Inilah Kisah Cinta Sempurna Meski Dalam Kekurangan

Inilah kisah cinta orang cacat yang telah berkeluarga, tapi sang suaminya bisa dikatakan memiliki wajah dan tubuh yang sempurna. Di dunia ini, masih ada rupanya cinta yang sempurna.

Untuk Sahabat-sahabatku, ini sebuah kisah menyentuh hati dalam foto yang nyata. Tuhan itu Maha Adil dan Maha Penyayang, Kisah seorang suami istri dalam keluarga yang sangat sederhana, melihat rata-rata sosok lelakinya itu bisa dinilai seorang pria yang cukup sempurna terutama dalam penampilannya, tapi dia mempunyai seorang istri yang mempunyai kelainan dalam fisiknya, dimana wanita tersebut tidak mempunyai kaki sama sekali total dari ujung kaki hingga ujung paha bahkan wanita itu tidak memiliki sama sekali pinggul (bagian dari pangkal paha hingga batas pinggang), jadi sulit sekali bila duduk karena tidak memiliki alas dibawah pinggang tersebut.

Tapi kebesaran Tuhan tentu lain, wanita tersebut memiliki suami yang cukup ganteng, masih muda dan sangat cukup sempurna mau memiliki dan mengasihi seorang wanita yang mempunyai cacat fisik bawaan. Mereka sekarang dikaruniai dua orang anak yang sangat sempurna dan lucu sekali.

Silahkan Anda menyimak satu persatu foto-foto keluarga tersebut. Sungguh luar biasa ! Semoga memotivasi dan menyemangati hidup Anda…

10 Orang Luar Biasa yang Tidak Mempunyai Lengan

1. Pengendara motor tak berlengan

Liu, 27 tahun, pada saat dia berumur 10 tahun, orang tuanya membawanya ke sirkus untuk melatih keahlian, dan semenjak itu dia berlatih mengendarai sepeda motor tanpa lengan. Liu mengaku bahwa ia sudah mengendarai sepeda motor selama 10 tahun tanpa punya SIM. Dia berkata bahwa sirkus tempat dia dulu berlatih sudah tutup 3 tahun yang lalu, dan sejak itu, dia dan 2 orang temannya dari sirkus melakukan atraksi di jalanan.

Pernah suatu kali polisi menghentikannya ketika berkendara di jalan karena kelebihan muatan, polisi itu terkejut begitu melihat bahwa pengendaranya tidak mempunyai lengan. Akhirnya polisi tersebut tidak jadi mendendanya karena Liu tidak punya uang dan hanya diberi peringatan keras. Liu pun berjanji tidak akan mengendarai sepeda motor lagi.

2. Pemanah tak berlengan

Mark Stutzman sejak lahir tidak memiliki lengan, dia diadopsi oleh keluarga yang memiliki 7 angota keluarga. Cacat yang dimilikinya tidak membuatnya menyerah, dia melakukan semuanya dengan kakinya, mulai dari makan, menulis, mengemudi, dan memencet tombol-tombol handphone dengan lancar bahkan lebih cepat dari orang-orang normal pada umumnya.

Dia mulai serius melatih keahlian dalam bidang panah sejak berumur 16 tahun. Di dalam turnamen, dia ikut bertanding melawan pemanah-pemanah normal lainnya, dan selalu menjadi pusat perhatian orang. Dia memanah dengan posisi duduk di kursi dengan menahan busur dengan kaki kanannya. Dia biasanya selalu mendapat skor yang cukup bagus, dan katanya dia akan bergabung dengan tim Olympiade 2012.

3. Pemain piano tak berlengan

Liu Wei memulai debutnya ketika dalam suatu pertunjukan, dia memainkan lagu sedih berjudul “Mariage D’amour” oleh Richard Clayderman. Para penonton dibuatnya kagum oleh penampilannya, tapi yang paling membuat orang terkesima adalah bahwa dia memainkannya bukan dengan tangan, melainkan dengan jari kaki.

Pada 10 oktober 2010, dia keluar sebagai pemenang dalam acara China’s Got Talent, dan dia pun mendapat tour ke Las Vegas selama 3 minggu. Liu Wei kehilangan kedua lengannya beberapa tahun lalu ketika dia tersengat listrik saat bermain petak umpet. Dia berkata bahwa bermain piano dengan kaki pada awalnya susah, sampai-sampai kakinya luka dan kram. Namun seiring waktu, akhirnya dia bisa menguasainya. Dia juga pernah berkata pada juri pada saat penampilan pertamanya, “Tidak ada peraturan bahwa bermain piano harus menggunakan tangan”. Dan kalau pun ada, kini secara resmi telah berubah oleh Liu Wei.

4. Penulis kaligrafi jalanan tak berlengan

Seorang pria tak berlengan dari propinsi Shandong sedang menulis kata-kata inspirasional dalam bentuk kaligrafi China bagi para karyawan Foxconn untuk memberikan mereka nasihat agar tidak melakukan hal-hal bodoh, seperti lompat dari gedung atau bunuh diri. Karena semenjak 2010, sedikitnya sudah ada 10 kasus bunuh diri yang dilakukan oleh karyawan Foxconn. Kata-kata itu bertuliskan, “Untuk saudara dan saudari di Foxconn, hidup itu berharga, kita harus menunaikan tugas, selalu ada jalan keluar, keharmonisan bergantung pada diri sendiri”. Aksi pria ini menjadi perhatian para karyawan-karyawan Foxconn yang sedang lewat melintasinya, dan banyak dari mereka yang mendukung dan menghargai aksi pria tersebut.

Dulu dia adalah seorang juru masak di Beijing, namun sebuah ledakan gas membuatnya harus melakukan beberapa pengobatan intensif sampai akhirnya kedua lengannya terpaksa harus dioperasi. Untuk mengisi hari-harinya, dia belajar keras untuk bisa menulis kaligrafi dengan kakinya. Aksinya itu bukan hanya bisa memotivasi orang-orang di seluruh negri, tapi juga mampu melunasi biaya pengobatannya yang mahal dari hasil karya-karyanya tersebut.

5. Pegulat tak berlengan

Kayle Mayner bukan hanya seorang pegulat biasa, tapi dia juga seorang pegulat paling top di sekolahnya dan juga termasuk siswa cerdas di kelasnya. Kyle lahir tanpa siku lengan dan lutut karena bawaan cacat sejak lahir, dan dia menjadi inspirasi bagi semua orang yang memilki tantangan. Kini Kyle bekerja sebagai pembicara di Biro Washington, yang spesialis untuk memberi pidato-pidato motivasi.

6. Pemain golf tak berlengan

Tommy lahir pada 1893 di Buffalo, New York, anak sulung dari 5 bersaudara. Lengannya diamputasi karena mengalami kecelakaan kereta api tahun 1902. Dia menulis dengan pensil yang ditahan di mulutnya. Dia adalah presiden di kelas seniornya, menghabiskan kuliah selama 3 tahun dan menikah pada tahun 1919, dan kini memiliki 4 anak dan 16 cucu.

Dulunya dia sempat menjadi caddy di sebuah club golf, sambil belajar golf dengan menggunakan leher dan bahu. Lama-lama dia menjadi mahir dan bisa menang di caddies tournament. Setelah selesai kuliah, atas dukungan saudaranya yang juga seorang pemain golf profesional, dia memulai karirnya di kota New York. Trik-trik bermainnya membuatnya menjadi popular di penjuru negeri, termasuk Canada dan Australia. Tommy McAuliffe akhirnya mendapat gelar sebagai “Juara Dunia Pemain Golf Tak Berlengan”.

7. Pilot pertama tak berlengan

Jessica Cox dari Tuxon, Arizona dilahirkan tanpa kedua lengan. Lulusan psikologi ini bisa menulis, mengetik, mengemudi, menyisir rambut, dan berbicara di telepon dengan hanya menggunakan kakinya. Dia juga dulunya adalah bekas penari dan pemegang sabuk hitam dalam beladiri Tae Kwon-Do. Dia punya SIM tanpa batas dan juga bisa menerbangkan pesawat. Pesawat yang dikendarainya ini merupakan salah satu pesawat yang tidak memiliki pedal yang bersertifikat. Tanpa pedal kemudi, Jessica pun bebas menggunakan kakinya sebagai lengan. Dia membutuhkan waktu 3 tahun untuk mendapatkan izin terbangnya dan sudah berlatih selama 89 jam, dengan 3 instruktor penerbangan.

8. Pemain gitar tak berlengan

Belajar berjalan bagi kebanyakan bayi berarti juga sering jatuh. Bagi Tony Melendez yang tidak memiliki lengan, belajar berjalan berarti sering terjatuh ke lantai tepat mengenai mukanya, hingga dia berusaha keras untuk bisa berdiri dengan kedua kakinya dengan kokoh. Tampaknya perjuangan keras tersebut sudah melekat pada diri Melendez.

Dia berlatih memetik gitar selama 7 jam sehari sampai dia bisa mahir memainkannya. Pada tahun 1987, saat dia berusia 25 tahun, dia bermain dalam kunjungan Sri Paus ke Los Angeles, dan Paus mendorong dia untuk terus memberikan harapan pada semua orang. Sebagai hasilnya, Melendez telah melanglang buana ke 40 negara menjadi pembicara motivasi.

9. Wanita fitness tak berlengan

Inilah wanita yang memberi inspirasi, Barbie Guerra. Dia kehilangan lengannya pada usia 2 tahun dalam sebuah kecelakaan, namun sekarang dia bisa menjadi model fitness yang luar biasa.

10. Pelukis tak berlengan

Lukisan indah ini adalah salah satu hasil karya seorang pria bernama Peter Longstaff, 48 tahun. Dia tidak memilik lengan, namun menggambar lukisannya dengan menggunakan kaki kanannya. Sambil belajar melukis sendiri, dia juga merupakan seorang ayah, pelatih footbal, dan pernah menjadi peternak babi.

Peter lahir cacat tanpa kedua lengannya, dia belajar menggunakan kaki kanannya layaknya lengan kanan. Dia membuka pintu dan menyalakan lampu dengan berdiri 1 kaki. Sebagai seorang remaja, dia pernah menjadi olok-olokan sebagian orang, namun dia menjadikan hal tersebut sebagai perjuangan hidup.

Surat Nasehat Mendiang Charlie Chaplin untuk Putri Tercinta

Charlie Chaplin adalah seorang aktor komedi inggris multi-talent yang sangat terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih.

(16 April 1889 – 25 Desember 1977)

Selain berakting Chaplin juga memiliki kemampuan menyutradara, menulis naskah, sekaligus mengisi ilustrasi musik di film-film produksinya sendiri. Masa kecilnya yang dekat dengan kemiskinan dan kemelaratan tidak lantas menjadikannya patah semangat.

Chaplin kecil pernah tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan Lambeth, London. Bersama saudara perempuannya Sydney Chaplin, Chaplin berjuang bahu-membahu agar bisa bertahan hidup.

Di usianya yang sangat dini Chaplin sudah mulai berakting dari panggung ke panggung dalam pertunjukan komedi Music Hall.

Sampai kemudian Chaplin bergabung dengan kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno, yang membawanya mengenal seorang produser film bernama Mack Sennett yang terkesan dengan akting Chaplin.

Sennett lalu mengontrak Chaplin untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Boleh dikatakan inilah awal karir Chaplin di dunia perfilman sekaligus mengenal teknik pembuatan film.

Ringkasan surat wasiat Charlie Chaplin kepada putrinya Geraldine Chaplin

Geraldine putriku, aku jauh darimu, namun sekejap pun wajahmu tidak pernah jauh dari benakku. Tapi kau dimana? Di Paris di atas panggung teater megah… aku tahu ini bahwa dalam keheningan malam, aku mendengar langkahmu. Aku mendengar peranmu di teater itu, kau tampil sebagai putri penguasa yang ditawan oleh bangsa Tartar.

Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah.

Duduklah dan bacalah surat ini… aku adalah Ayahmu. Kini adalah giliranmu untuk tampil dan menggapai puncak kebanggan. Kini adalah giliranmu untuk melayang ke angkasa bersama riuh suara tepuk tangan para pemirsa.

Terbanglah ke angkasa namun sekali-kali pijakkan kakimu di bumi dan saksikanlah kehidupan masyarakat. Kehidupan yang mereka tampilkan dengan perut kosong kelaparan di saat kedua kaki mereka bergemetar karena kemiskinan. Dulu aku juga salah satu dari mereka.

Geraldine putriku, kau tidak mengenalku dengan baik. Pada malam-malam saat jauh darimu aku menceritakan banyak kisah kepadamu namun aku tidak pernah mengungkapkan penderitaan dan kesedihanku.

Ini juga kisah yang menarik. Cerita tentang seorang badut lapar yang menyanyi dan menerima sedekah di tempat terburuk di London.

Ini adalah ceritaku. Aku telah merasakan kelaparan. Aku merasakan pedihnya kemiskinan. Yang lebih parah lagi, aku telah merasakan penderitaan dan kehinaan badut gelandangan itu yang menyimpan gelombang lautan kebanggaan dalam hatinya.

Aku juga merasakan bahwa urang recehan sedekah pejalan kaki itu sama sekali tidak meruntuhkan harga dirinya. Meski demikian aku tetap hidup.

Geraldine putriku, dunia yang kau hidup di dalamnya adalah dunia seni dan musik. Tengah malam saat kau keluar dari gedung teater itu, lupakanlah para pemuja kaya itu.

Tapi kepada sopir taksi yang mengantarmu pulang ke rumah, tanyakanlah keadaan istrinya. Jika dia tidak punya uang untuk membeli pakaian untuk anaknya, sisipkanlah uang di sakunya secara sembunyi-sembunyi.

Geraldine putriku, sesekali naiklah bus dan kereta bawah tanah. Perhatikanlah masyarakat. Kenalilah para janda dan anak-anak yatim dan paling tidak untuk satu hari saja katakan: “Aku juga bagian dari mereka”.

Pada hakikatnya kau benar-benar seperti mereka. Seni sebelum memberikan dua sayap kepada manusia untuk bisa terbang, ia akan mematahkan kedua kakinya terlebih dahulu.

Ketika kau merasa sudah berada di atas angin, saat itu juga tinggalkanlah teater dan pergilah ke pinggiran Paris dengan taksimu.

Aku mengenal dengan baik wilayah itu. Di situ kau akan menyaksikan para seniman sepertimu. Mereka berakting lebih indah dan lebih menghayati daripada kamu.

Bedanya di situ tidak akan kau temukan gemerlap lampu seperti di teatermu. Ketahuliah bahwa selalu ada orang yang berakting lebih baik darimu.

Geraldine putriku, aku mengirimkan cek ini untukmu, belanjakanlah sesuka hatimu. Namun ketika kau ingin membelanjakan dua franc, berpikirlah bahwa franc ketiga bukan milikmu.

Itu adalah milik seorang miskin yang memerlukannya. Jika kau menghendakinya, kau dapat menemukan orang miskin itu dengan sangat mudah. Jika aku banyak berbicara kepadamu tentang uang, itu karena aku mengetahui kekuatan ‘anak setan’ ini dalam menipu…..

Geraldine putriku, masih ada banyak hal yang akan aku ceritakan kepadamu, namun aku akan menceritakannya di kesempatan lain.

Dan aku akhiri suratku ini dengan,

“Jadilah manusia, suci dan satu hati, karena lapar, menerima sedekah, dan mati dalam kemiskinan, seribu kali lebih mudah dari pada kehinaan dan tidak memiliki perasaan”.

Surat wasiat seorang Ayah kepada putrinya ini sungguh berharga, tidak berupa harta benda tetapi sebuah pesan penuh makna yang lebih berharga dari harta manapun di dunia ini.

Sebuah pesan terakhir dari sang Ayah yang mengingatkan putrinya untuk senantiasa berbagi dan rendah hati, karena tidak semua orang memiliki nasib seberuntung anaknya.