Laman

Rabu, 31 Oktober 2012

7 Kebiasaan Yang Bisa Buat Kita "Kaya"

Sering kali kita berpikir, bagaimana caranya agar kita bisa kaya secara materil dengan waktu cepat, tapi sedikit di antara kita tidak memikirkan arti kaya yang sebenarnya, kebiasaan kita sangat menentukan arah yang akan kita lalui, ini sedikit motivasi buat agan-agan sekalian yang semoga berguna buat yang membacanya:

1. Kebiasaan mengucap syukur
http://veroetoejoeh.files.wordpress.com/2009/09/berdoa11.jpg


Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik, tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk. Ada rahasia besar di balik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi di seluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah, “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini, aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.

2. Kebiasaan berpikir positif
http://trainingentrepreneur.org/wp-content/uploads/2009/04/yes.jpg
Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.

3. Kebiasaan berempati


Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif di balik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya.

4. Kebiasaan mendahulukan yang penting
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBlLeVoGaJI2bWvJ1KqEOraDK0Fr3MyhLBJn_OHMh2pdQYLw54pSii7rtJ-4OHXACNU_CRDjAJcYu0nG6ghNv-_GS_7tJItVnfwDT8EfXoERvsrkdrfB_AIkYaT5j3V5_ImPlzFljLJ8Kd/s1600-r/rapat-formatur.jpg
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.

5. Kebiasaan bertindak

Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.

6. Kebiasaan menabur benih

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.

7. Kebiasaan hidup jujur
http://robbynovricanus.files.wordpress.com/2008/04/scale.jpg
Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.
 



Kebiasaan Bersyukur

Manusia bijak adalah saat sukses bisa bersyukur,saat gagal pun tetap bersyukur, karena sesungguhnya kekayaan dan kebahagiaan sejati ada di dalam rasa bersyukur.
 
Kebiasaan bersyukur adalah nilai positif yang harus kita jadikan kebiasaan. Sebab, rasa syukur mengandung kekuatan yang membawa kita pada nilai-nilai keikhlasan yang dapat menjadi kekuatan saat mengalami kesulitan, serta menjauhkan kesombongan saat memperoleh kemenangan.

Syukur bukan sekadar ucapan terima kasih ketika mendapatkan keberkahan. Bahkan, syukur sebenarnya adalah kekuatan. Yakni, di mana ketika berada di atas, kita sadar bahwa semua itu adalah titipan, sehingga setiap saat tak lagi menjadi milik diri, kita tetap punya semangat untuk kembali berjuang mewujudkan impian. Sebaliknya, dengan syukur pula, ketika berada di bawah, kita selalu punya daya ungkit untuk tetap berjuang, karena sadar bahwa semua pasti berlalu.

Inilah kekuatan sejati dari sebuah "rasa" yang sederhana, namun punya kedalaman arti. Dengan syukur, pikiran akan lebih terang, jiwa lebih tenang, dan hati pun lebih lapang, untuk memaksimalkan segala daya dan upaya dalam perjuangan kehidupan. Dengan syukur, tak masalah apa pun hasil yang diterima, kita akan selalu terbuka dan semangat untuk terus bekerja dan berkarya.

Dua Kantong yang Berbeda

Ada kiat bagus, dari seseorang yang sangat menikmati kebahagiaan dan ketenangan di dalam hidupnya.
 
Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yang satu terdapat lubang di bawahnya, tetapi pada kantong yang lainnya tidak terdapat lubang.

Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti kata-kata makian, sindiran, gosip, dan kata-kata kotor, ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua yang indah, semua yang benar, semua yang menyukakan hati dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya.

Pada malam hari, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan sesuatu. Maka iapun tertawa dan tetap bersukacita karena kantong tersebut tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati dan jiwanya.

Itulah yang seharusnya kita lakukan. Menyimpan semua yang baik di kantong yang tidak berlubang, sehingga tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita. Sebaliknya simpanlah semua yang buruk di kantong yang berlubang. Maka yang buruk itu akan "jatuh" dan tidak dapat kita ingat lagi.

Namun sayang sekali, masih banyak di antara kita yang melakukan dengan terbalik. Menyimpan semua yang baik di kantong yang berlubang, dan apa yang tidak baik di kantong yang tidak berlubang. Memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati, hanya akan membuat kita tidak bisa menikmati kebahagiaan hidup. Jiwa menjadi tertekan dan tidak ada gairah dalam menjalani kehidupan ini.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat bahkan menyatakan bahwa sikap hati yang tidak benar seperti sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan merupakan penyebab kematian yang cukup serius. Oleh karena itu, janganlah menyimpan apa yang tidak baik di dalam hidup kita!

Selasa, 23 Oktober 2012

Siapa Menyangka RA Kartini Vegetarian

Sudah tahu RA Kartini vegetarian? Itu tercantum dalam surat RA Kartini sendiri kepada sahabatnya, Ny RM Abendanon-Mandri, dan suaminya pada 27 Oktober 1902. Saat itu Kartini berusia 23 tahun.

Sebagian kutipannya begini, "Kami sekarang pantang makan daging. Sudah lama kami merencanakan itu, dan bahkan beberapa tahun saya hanya makan tanaman saja, tetapi tidak punya cukup keberanian susila untuk bertahan. Saya masih muda sekali, masih berusia 14, 15 tahun." (kami menunjuk pada Kartini dan adik adiknya).

Sebagian kutipannya lagi, "Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Maha Tinggi." Kutipan terakhir inilah yang paling populer di kalangan vegetarian. "Kartini sudah memahami vegetarian dan bervegetarian," ujar Chindy Tan, dokter gigi yang juga Koordinator Indonesia Vegetarian Society (IVS)

Senin, 22 Oktober 2012

Tak Bertangan dan Tak Berkaki, Tidak masalah

4 Desember 1982, di sebuah rumah sakit Kota Melbourne terdengar tangisan bayi memecah keheningan kamar bersalin. Kehadirannya membuncahkan harapan bagi sang ayah (pemuka agama dan programmer komputer) dan ibu (perawat) karena anak pertama mereka akhirnya lahir.

Namun, betapa kagetnya pasangan imigran Serbia tersebut ketika melihat putranya lahir tanpa dua lengan dan dua kaki yang normal. Menurut dokter yang menanganginya, sang bayi - kemudian diberi nama Nicholas James Vujicic- terkena penyakit Tetra-amelia yang sangat langka.



Sejak itu, hari-hari yang penuh perjuangan dialami keluarga ini. Tak jarang, ayah dan ibu Nick menyalahkan diri mereka, selalu bertanya apa dosa mereka terhadap Tuhan sehingga putranya lahir cacat.

Di sisi lain, dengan kesabaran sang ayah membimbingnya untuk berdiri, menyeimbangkan tubuh, dan berenang sejak Nick berusia 18 bulan (Nick memiliki sebuah telapak kaki kecil di dekat pinggul kirinya).

Mereka pun mengajari Nick untuk bisa hidup mandiri, caranya dengan menyekolahkannya ke sekolah umum seperti anak-anak normal lainnya.



Di usia 8 tahun, tekanan dari ejekan dan bullying di sekolah hampir membuat Nick bunuh diri. Namun, kasih dan dukungan orangtuanya, serta hiburan dari para sahabatnya, mampu membuat Nick mengenyahkan pikiran tersebut. Ia menjadi lebih bijaksana dan berani dalam menjalani kehidupan.

Pada suatu pagi, saat usia 12 tahun, Nick mendapat pengalaman tak terlupakan. Saat bangun dan membuka matanya, tiba-tiba saja ia menyadari betapa beruntungnya dirinya. Ia sehat, serta punya keluarga dan para sahabat yang menyayanginya.

Setahun kemudian, ketika membaca surat kabar, Nick dan ibunya menemukan sebuah artikel yang sangat menggugah jiwanya. Artikel itu, berkisah tentang seorang pria cacat tubuh yang mampu melakukan hal-hal hebat, termasuk menolong banyak orang.

"Pada saat itulah, saya menyadari bahwa Tuhan memang menciptakan kita untuk berguna bagi orang lain. Saya memutuskan untuk bersyukur, bukannya marah, atas keadaan diri sendiri! Saya juga berharap, suatu saat bisa menjadi seperti pria luar biasa itu-yakni bisa menolong dan menginspirasi banyak orang!" demikian ujar Nick, dalam sebuah wawancara.

Untuk meraih mimpinya, Nick belajar dengan giat. Otak yang encer, membantunya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Segera setelah itu, ia mengembangkan lembaga non-profit ‘Life Without Limbs' (Hidup Tanpa Anggota-Anggota Tubuh), yang didirikannya, pada usia 17 tahun, untuk membantunya berkarya dalam bidang motivasi.

Kini, Nick Vujicic adalah motivator/pembicara internasional yang gilang-gemilang. Ia sudah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang-khususnya kaum muda. Berkali-kali, ia diwawancarai oleh stasiun televisi dengan jangkauan internasional, seperti ABC (pada 28 Maret 2008). Produknya yang terkenal adalah DVD motivasi "Life's Greater Purpose", "No Arms, No Legs, No Worries", serta film "The Butterfly Circus."

"Saya telah memberikan berbagai jenis motivasi kepada orang-orang, berdasarkan pengalaman hidup saya," pungkas Nick di akhir wawancara. "Namun, ada satu hal yang selalu saya katakan pada mereka: ‘Terimalah dan cintai diri kamu sendiri.' Jika satu orang saja bisa melakukannya, kemudian merasa lebih bersemangat dalam menjalani hidup serta ingin berguna bagi orang lain, saya merasa bahwa sebagian tugas saya di dunia ini telah terselesaikan."

Jangan Menilai Seseorang dari Bajunya (Kisah Nyata)

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University.

Mereka meminta janji. Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut. “Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat. “Kami akan menunggu,” jawab sang wanita.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.

Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”

“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”

Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”

Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju,acap menipu.

Mike Tyson Jadi Inspirator Vegetarian

MIKE Tyson diam-diam ternyata telah menjadi inspirator banyak orang untuk menjadi vegetarian. Adalah aktor sekaligus produser film Alan Cumming, satu di antara banyak orang yang di awal tahun ini bertekad jadi vegetarian setelah terinspirasi dengan gaya hidup pola makan anti-daging seperti yang dilakukan mantan juara dunia tinju tersebut.

"Resolusiku tahun 2012 adalah menjadi vegetarian. Dan aku melakukannya mulai hari ini. Untuk menyemangati diri, saya memasang poster Mike Tyson di kamarku. Bukan untuk mengingat dia sebagai juara dunia tinju, tapi sebagai juara vegetarian," tulis Cumming di akun twitternya sebagaimana dikutip dari Contactmusic, kemarin.

Tyson sendiri, yang dikenal sebagai penyayang burung merpati sejak kecil, telah menganut pola hidup vegetarian sejak 2010 lalu. Ia pun gemar berkampanye pola hidup mengonsumsi makanan tanpa daging tersebut.

Menjadi vegetarian adalah pilihan Tyson sebagai salah satu bentuk pertobatannya. "Saya hanya ingin menjadi ayah yang baik. Saya ingin anak-anak memandang saya seorang ayah yang baik. Saya tidak minum alkohol, tidak merokok, tidak minum obat-obatan. Saya vegetarian, tidak makan daging dan telur," katanya dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.

Petunju berjuluk "si Leher Beton" ini sangat menyesal telah menyia-nyiakan kariernya di dunia tinju. Kini, Tyson mengaku telah menjalani hidup dengan benar dan ingin menjadi seorang ayah yang baik bagi kedua anaknya, Morocco dan Milan. Tyson kini tinggal di Las Vegas bersama istri ketiganya, Lakiha, dan dua putra-putrinya tersebut.

"Saya pernah menjadi seorang bajingan, psikopat dan sebuah kotoran. Saya pikir saya raja dunia. Tidak akan ada petinju yang menelan obat-obatan lebih banyak daripada saya. Bahkan saya tidak menyangka bisa hidup lebih dari 30 tahun. Saya beruntung masih bisa hidup. Tinju telah membuat saya gila," ujar Tyson kepada Speigel.

Pada tahun 1995, Tyson sempat membekuk di dalam penjara selama tiga tahun karena melakukan pemerkosaan. Karier lelaki berusia 45 tahun tersebut sempat meningkat pasca-penjara. Namun, setelah dikalahkan Evander Holyfield pada November 1996, kehebatan Tyson di atas ring tinggal sejarah.

Rabu, 17 Oktober 2012

Beri Layanan Terbaik

Dikisahkan, ada sebuah toko bakpao yang sangat terkenal. Setiap hari di sana, terlihat antrean orang yang akan membeli bakpao. Bahkan banyak pelanggan dari luar kota pun sengaja datang, hanya sekadar untuk membeli bakpao yang terkenal karena kelezatannya itu. Walaupun harga bakpaonya terbilang mahal, tetapi orang-orang tetap saja mau antre untuk membeli. 
 
Suatu hari, tampak seorang berpakaian lusuh seperti pengemis, ikut antre untuk membeli bakpao. Saat tiba gilirannya dilayani, tiba-tiba sang pemilik toko mendekati dan menyapa dengan ramah. Kemudian ia melayani sendiri pembeli itu.

"Ada yang bisa saya bantu Pak? Anda ingin bakpao dengan cita rasa apa?" 

Sambil matanya menatap lapar, dengan tangannya orang itu menunjuk ke bakpao yang diinginkannya. Sang majikan dengan penuh senyum melayani sambil menyerahkan kantong berisi bakpao, lalu berkata "Terima kasih, Pak atas pembelian bakpaonya. Lain kali datang lagi ya."

Si pengemis membayar dengan uang kumal sambil berkata, "Akhirnya saya bisa menikmati bakpao lezat yang saya inginkan." Lalu ia pun pergi meninggalkan toko. Setelah itu, dari kejauhan dan dengan tatapan takjub, sang majikan toko memperhatikan si pengemis berteduh sambil memakan bakpao dengan nikmatnya.
Malam harinya, saat para karyawan hendak pulang, salah seorang dari mereka dengan penasaran bertanya ke majikannya, "Tuan, kenapa seorang pengemis yang hanya membeli dua bakpao, mendapat pelayanan yang istimewa dari tuan sendiri? Padahal selama ini kan kami yang melayani semua pembeli?"

Dengan senyum bijak, si majikan menjawab, "Anakku, memang pelangan kita pada umumnya adalah orang orang mampu, tetapi hari ini kita kedatangan pembeli yang istimewa! Seorang pengemis! Tahukah kalian, butuh berapa lama dia harus mengumpulkan uang agar bisa membeli bakpao kita? Ingat, setiap pelanggan, termasuk pengemis tadi layak menerima layanan yang sama baiknya seperti kita melayani pelanggan lainnya. Apakah kalian mengerti?"

Seluruh karyawan pun merasa puas atas pengertian yang diuraikan oleh sang majikan. Dan mereka siap, untuk melayani setiap pelanggan sama baiknya seperti teladan yang telah ditunjukkan oleh majikan mereka.

Semangat melayani untuk memuaskan pelanggan seperti majikan dalam cerita di atas, patut kita simak dan teladani. Seperti teori marketing pada umumnya, intinya adalah kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (customer‘s needs and wants). Bila kebutuhan dan keinginan konsumen mendapat kepuasan, selanjutnya akan lahir loyalitas konsumen pada produk atau jasa yang kita berikan.

 Ingat, siapapun konsumen kita, layak kita layani dengan sebaik-baiknya. Mari, if you can do better, please do it! Jika Anda mampu melakukan dengan lebih baik, lakukanlah!

Senin, 08 Oktober 2012

Dari Panti Asuhan Jadi Model Dunia

Fior Mendez mengaku tak menyangka ia bisa menjadi salah satu model dalam peragaan busana karya Nzinga Knight, desainer Muslim AS asal Karibia, dalam rangka New York Fashion Week, pada awal September lalu. Padahal dua bulan lalu nasibnya belum menentu dan hampir jadi gelandangan di negaranya, Republik Dominika.
 
Pada saat usianya 13 tahun, ibunya menyerahkan ia ke panti asuhan karena tak mampu membiayai hidupnya. Saat itu sang ibu, yang menjadi orangtua tunggal, harus membesarkan empat orang anak. Sejak saat itu Mendez kecil jadi penghuni panti asuhan Orfanato Niños de Cristo, di La Romana, Republik Dominika. Ia beruntung karena bisa mendapat perlakuan memadai di panti itu. Maklum banyak anak di panti asuhan Dominika yang jatuh ke jurang prostitusi.

Selama delapan tahun di panti, ia mengemukakan cita-cita yang tak umum bagi kalangan anak-anak di panti itu. Dengan memiliki tubuh yang tinggi semampai, 178 cm, Mendez selalu bilang, bahwa ia ingin jadi super model. Untuk itu ia paling suka menonton televisi pas ada acara peragaan busana. Dan setelah itu ia bergaya di depan cermin bak super model.

Cita-cita itu diketahui oleh seorang sukarelawan yang juga menjadi pendukung panti asuhan itu, dengan mendirikan pusat pelatihan komputer di dalam panti. Namanya Andy Stein. Stein kemudian menyarankan Mendez agar memperdalam bahasa Inggris. Dan agar proses belajarnya cepat ia menawarkan Mendez pindah ke New York.

Tentu saja tawaran itu disambut gembira Mendez. Apalagi awal tahun ini usianya melewati 21 tahun yang artinya ia tak boleh lagi tinggal di panti. Ia bahkan hampir jadi gelandangan setelah keluar dari panti itu karena tak tahu apa yang harus dilakukan. Untung Mendez kembali bertemu Stein. Dua bulan lalu ia bersama Stein dan seorang teman perempuan Stein tiba di New York. Di sana Mendez dikenalkan pada Prince Riley, pendiri Signature Talent Agency, perusahaan pencari bakat untuk dijadikan model. Ia pun diikutkan dalam beberapa casting, salah satunya untuk peragaan busana karya Nzinga Knight, perancang Muslim AS yang akan ikut dalam New York Fashion Week.

 Ternyata, berkat seringnya ia berlatih sendiri, Knight setuju menjadikan Mendez sebagai modelnya. "Saat ia berjalan saya melihat ekspresinya yang mengagumkan dan ia memiliki kecantikan yang natural," puji Knight. Maka awal September kemarin Mendez pun melenggang di catwalk New York dan mendapat peliputan media yang luas. Peristiwa itu terjadi dua minggu setelah ia tiba di New York dengan bahasa Inggris yang masih belepotan.

"Saya sampai tak percaya bisa jadi model di New York," kata Mendez. Keberhasilan itu juga menunjukkan bahwa memiliki cita-cita itu penting. "Saya ingin tunjukkan pada anak-anak di panti asuhan bahwa jika kita berdedikasi tinggi kita bisa melakukan sesuatu. Bahkan saat kita sedih jangan abaikan untuk tetap punya harapan," katanya. Keberhasilannya itu sebagai contohnya. Atas keberhasilannya itu bahkan ada media yang menyebutkan Mendez bak Cinderella.

Usia 80 Tahun Masih Jadi Model

Ada banyak profesi yang pelakunya punya batas waktu pendek karena kendala fisik yang sulit diperangi. Di dunia olahraga seseorang hanya mampu menggelutinya paling lama sekitar 15-an tahun dari usia belasan hingga sekitar 30-an tahun. Dunia model pun tak jauh dari itu. Tak banyak yang mampu bertahan hingga usia di atas 30 tahun. Karena profesi ini menuntut penamplan fisik yang prima, mereka yang sudah di atas 30 tahun biasanya tersisih dengan sendirinya.

Maka saat mendengar seorang peragawati masih manggung di catwalk saat usianya memasuki 81 tahun, pasti banyak yang terperangah tidak percaya. Membayangkannya saja sulit. Gambaran umum kita: perempuan seusia itu tentulah sudah jadi nenek-nenek yang jalannya pun harus dibantu tongkat. Tetapi lihatlah Carmen Dell'Orefice! Kesan itu segera sirna, berganti dengan kekaguman.
Sekarang ia menjadi model tertua di dunia yang masih aktif memperagakan busana di catwalk/runway. Dan tentang masih aktifnya ia di dunia modeling di saat usianya tak muda lagi itu, ia hanya mengatakan, "Usia hanyalah angka."
Carmen dilahirkan di New York pada 3 Juni 1931. Masa kecilnya tidak bahagia. Kedua orangtuanya yang berbeda bangsa, Italia dan Hungaria, kerap berpisah tapi kemudian bersatu lagi. Seringnya putus-sambung ini membuat masa kecil Carmen kesulitan. Apalagi kedua orangtuanya bukanlah orang kaya. Ia kemudian memilih tinggal bersama kerabatnya. Lalu, ia memilih tinggal di tempat penampungan anak karena alasan ekonomi.

Setelah cukup lama berpisah dengan orangtuanya, saat usianya 13 tahun ia kembali bersatu dengan ibunya. Ketika itu ia sudah punya keinginan, setelah dewasa kelak ia ingin jadi balerina. Ibunya pun memasukkannya ke sekolah balet. Sayangnya cita-cita itu kandas di tengah jalan karena ia terkena penyakit demam rematik.

Lalu suatu hari, Carmen bertemu istri fotografer Herman Landshoff. Melihat penampilannya, ia tertarik mengajak Carmen untuk menjadi foto model. Saat itu Herman menjadi fotografer majalah Harper Bazaar. Carmen kemudian mengikuti tes. Beberapa hari kemudian ibunya menerima surat yang menyebutkan Carmen tak lulus tes karena tidak fotogenik.

Namun ia tak patah semangat. Setelah gagal jadi balerina, satu-satunya profesi yang ingin dikejarnya adalah foto model. Suatu kali ibunya membawa foto Carmen dan menemui editor majalah Vogue, Carol Phillips. Ternyata sambutannya baik. Ia bahkan kemudian ditawari tampil di majalah Vogue dengan kontrak US$7,5 sejam. Ketika itu usia Carmen menginjak 15 tahun. Ia kemudian tampil dalam 17 halaman full. Fotografer yang menanganinya pun Erwin Blumenfeld, fotografer terkenal saat itu. Setelah itu ia terlibat dalam berbagai kegiatan modeling. Bahkan ia tampil juga untuk cover dan menjadi model termuda yang gambarnya masuk cover Vogue di saat usianya 16 tahun. Bayarannya pun makin meningkat.

 Meski ia sering tampil di majalah, baik di halaman dalam maupun cover, hidup Carmen dan ibunya terbilang miskin bagi seorang model. Ia tinggal di apartemen yang tak bertelepon. Untuk mendapatkan pekerjaan, biasanya pihak Vogue mengirim utusan untuk memberitahukannya ke aparteman Carmen.

Ia menikah di akhir tahun 1950-an dengan Bill Miles. Mereka dikaruniai seorang anak. Namun kemudian bercerai. Carmen menikah lagi dengan fotografer Richard Heimann tahun 1958, akan tetapi hanya bertahan enam bulan. Perceraian itu mendorongnya pensiun dari dunia model padahal usianya baru 27 tahun!

Ia menikah lagi pertengahan tahun 1960-an dengan seorang arsitek. Pernikahannya terbilang lama dan bertahan hingga sembilan tahun. Perceraian ini berbeda dampaknya dengan perceraian keduanya. Jika saat itu setelah cerai ia memutuskan pensiun dari dunia modeling, kali ini perceraian justru membuatnya kembali ke dunia modeling meskipun usianya sudah 47 tahun. Sejak saat itu hingga saat ini ia tetap berkiprah di dunia modeling.

Tahun lalu, saat merayakan ulang tahunnya ke-80, ia dianugerahi gelar Doktor Honoriscausa dari University of the Arts London atas dedikasinya di dunia modeling. Kini ia dinobatkan sebagai model tertua yang masih aktif. Dengan usianya yang setua itu sulit membayangkan ia masih enerjik. Tetapi ia sendiri membuktikan bahwa ia masih mampu, serta tampak cantik nan anggun saat bergaya di catwalk.