Alkisah, ada seorang tukang batu yang melihat seorang pejabat yang naik
mobil mewah. Lalu, ia berandai-andai.. jika bisa menjadi seperti
pejabat itu, wah.., betapa bahagianya dia! Eh, harapannya didengar.
Jadilah dia pejabat tinggi yang disegani, dihormati, dan pergi ke
mana-mana naik mobil mewah.
Suatu hari, saat turun dari mobilnya, matahari bersinar amat terik
sehingga dia kepanasan. Batinnya, "Matahari lebih hebat dari saya nih.
Saya bisa kepanasan begini. Mendingan saya jadi matahari saja deh.."
Harapannya didengar lagi. Jadilah dia matahari. Wah, dia sangat senang
bisa menyinari bumi dengan panasnya. Pokoknya, tidak ada yang tahan dan
tidak ada yang bisa melawan.
Nah, saat dia sedang asyik menyinari bumi, lewatlah awan yang menutupi
sinarnya. Dia mengomel, "Kurang ajar nih awan, dia lebih hebat karena
bisa menutupi cahayaku. Saya mau jadi awan saja deh!" Maka jadilah dia
awan. Tapi tidak lama kemudian, dia ditiup pergi oleh angin.
"Waduh.., saya kalah sama angin. Angin ini kuat sekali! Lebih baik saya
jadi angin, bisa menghembus semua hal di dunia ini hingga tiada sisa!"
Maka, dia menjadi angin puyuh. Tapi saat sedang beraksi, ternyata ada
satu benda yang tidak bisa dihembusnya. Bahkan, bergerak pun tidak. Itu
adalah batu besar.
"Wah batu ini lebih kuat dari saya. Tidak bergerak sedikit pun saat
saya hembus. Saya mau jadi batu besar saja!" Akhirnya dia pun menjadi
batu. Tapi tidak lama kemudian, ada yang menghantamnya. Rupanya, ada
tukang batu yang sedang berusaha menghancurkannya. Maka akhirnya orang
yang menjadi batu itu hancur dalam ketidakpuasannya..
Pesan moral dari cerita di atas:
Bersyukurlah dalam segala hal. Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Yang Maha Kuasa sudah memberikan yang terbaik bagi kita. Berkah, berkat,
dan rezeki-Nya untuk kita yang percaya dan mau berjuang keras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar