Laman

Rabu, 02 Mei 2012

Dua Malaikat Pengembara

Alkisah, ada dua malaikat pengembara yang tengah turun ke bumi. Mereka memutuskan untuk bermalam di rumah sebuah keluarga kaya raya. Keluarga itu menyambut mereka dengan dingin dan tidak memberikan kamar tidur tamu sebagai tempat istirahat kedua malaikat itu. Malaikat itu malah diberikan sebuah tempat di ruang bawah tanah yang dingin dan berdebu.

Setelah menyiapkan alas tidur di atas lantai yang keras, malaikat yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding dan memperbaikinya. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya alasannya, malaikat yang lebih tua hanya menjawab, "Sesuatu itu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya".

Malam berikutnya, kedua malaikat itu mengunjungi rumah sebuah keluarga miskin. Di sini, mereka disambut dengan hangat. Petani dan istrinya yang sangat baik dan ramah bahkan memberikan makanan mereka yang hanya sedikit dan juga membiarkan kedua malaikat bermalam di ranjang mereka.

Begitu matahari terbit keesokan harinya, malaikat itu menemukan si petani dan istrinya sedang menangis. Sapi mereka satu-satunya, yang menghasilkan susu sebagai nafkah hidup mereka, terbaring mati di ladang. Malaikat yang lebih muda menjadi kesal dan bertanya kepada malaikat yang lebih tua, "Kok, tega sih membiarkan semuanya ini terjadi?! Keluarga yang pertama punya segalanya, tapi kamu menolong mereka. Keluarga ini berkekurangan dan malah mau berbagi segalanya, tapi kamu membiarkan sapi mereka mati."
Seperti biasanya, malaikat yang lebih tua memberi jawab, "Sesuatu itu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya". Namun kali ini, dia meneruskannya dengan berkata, "Ketika kita bermalam di ruang bawah tanah di rumah megah itu, aku melihat ada bongkahan emas yang tersimpan di ruang di balik lubang dinding itu. Karena pemilik rumah itu sangat serakah dan tidak mau berbagi kekayaannya, aku menutup lubang dinding itu supaya dia tidak akan menemukannya. Lalu, semalam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat kematian menyambangi istri si petani. Aku justru berusaha menawar dengan memberikan sapi kepada sang malaikat kematian itu. Sesuatu itu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."

Terkadang itulah tepatnya yang terjadi ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan kita. Sebagai orang yang beriman, kita hanya perlu percaya bahwa setiap hal, entah itu keberuntungan atau kemalangan, terjadi demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak mengetahuinya hingga akhirnya semuanya itu terungkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar