Sudah melakukan banyak hal untuk menaikkan penjualan, tapi merasa
belum mencapai hasil maksimal? Barangkali, ini pernah dirasakan oleh
sebagian besar pengusaha. Bahkan, nyaris tak ada pengusaha yang tak
pernah melewati masa-masa semacam ini. Tak jarang, mereka yang sudah
berada di puncak pun mengalami kembali masa-masa kelam, barang tak laku,
produk menumpuk di gudang.
Jika salah penanganan (bahkan sebagian langsung putus asa) bisa jadi
usaha hanya akan bertahan beberapa waktu saja. Malahan, tekanan demi
tekanan akan terus terjadi sehingga inovasi tak bisa dilakukan.
Akhirnya, berujung pada kebangkrutan. Tentu, kita tak mau hal tersebut
terjadi.
Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan jika hal kurang menyenangkan itu terjadi? Berikut beberapa hal yang bisa dicoba:
• Berpikir di luar nalar
Ini sering kali dipahami sebagai think out of the box atau berpikir di
luar kotak. Tapi, sebenarnya, kadang itu tak cukup. Berpikir tentang
konsep atau slogan di luar nalar jauh lebih dari sekadar berpikir
kreatif, tapi juga nyeleneh, di luar kelaziman, namun powerful!
• Bersabar menunggu masa
Kadang, barang kurang laku bukan berarti produknya buruk atau tak
diterima oleh pasar. Bisa jadi, malah produk itu terlampau maju pada
masanya. Atau, terlalu banyak inovasi sehingga masyarakat pembeli dan
penikmatnya belum familiar, sehingga malah kontraproduktif.
• Ubah sudut pandang
Kadang-kadang, kita berusaha sudah berupaya sedemikian rupa, tapi
ternyata masih kurang berdampak maksimal juga. Tentu, ini hal yang
sangat menjengkelkan. Padahal ternyata, butuh sedikit "kesabaran dan
kejelian" untuk mengubah "nasib".
• Gunakan semua jalur promosi
Sering kali, kita tak sadar bahwa produk yang kita jual ternyata lebih
laku jika dipromosikan lewat komunikasi langsung atau dari mulut ke
mulut. Karena merasa punya budget, iklan dan promosi di media menjadi
sasaran utama. Sayang, hasilnya malah kurang maksimal.
Jika ini yang terjadi, coba gunakan cara-cara lama. Cek kontak di ponsel, lihat daftar BBM dan Whats App, lihat daftar teman di facebook, lihat followers di twitter,
atau jaringan pertemanan lainnya. Hampir bisa dipastikan, minimal 100
kontak ada di kumpulan daftar tersebut. Ajak mereka untuk mencoba,
datang, mencicipi, atau berikan apa pun aktivitas yang membuat mereka
bisa jadi marketing freelance kita. Sepanjang produk bagus dan
berkualitas, pelayanan prima, tak jarang mereka akan dengan suka rela
mempromosikan usaha kita.
• Siapkan kata kunci: diskon, hadiah, bonus, bahkan gratis
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Duke University bidang
Psikologi di Amerika Serikat, ada kata-kata "ajaib" yang bisa
menggerakkan emosi orang. Salah satunya adalah kata gratis.
Pengembangan dari kata ini di antaranya hadiah, bonus, diskon, obral,
dan sejenisnya. Intinya, orang cenderung akan segera melakukan pembelian
karena dipengaruhi oleh kata-kata tersebut. Maka tak heran jika di
tanggal tua pun, pengunjung mal selalu sesak oleh pembeli jika ada
kata-kata tersebut. Apalagi, diperkuat dengan iklan di media massa yang
gencar.
Dari sekian banyak kiat tersebut, barang kali Anda punya
cara-cara tersendiri agar barang lebih laku. Yang pasti, selalu jaga
kualitas, tingkatkan pelayanan, dan jangan pernah putus asa. Bisa jadi,
barang yang kurang laku hari ini, akan jadi benda yang dicari-cari di
masa mendatang. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar