Laman

Jumat, 15 Juni 2012

Menerima Kekurangan

Di dunia ini tak ada yang sempurna. Itu sudah pasti. Nobody is perfect, kata peribahasa. Tetapi ada sebagian orang yang merasa kelemahan yang dimilikinya merupakan bawaan yang tak bisa diatasi. Lahir dari keluarga miskin merasa tak mungkin bisa kaya raya. Padahal banyak orang yang sudah bisa membuktikan sebaliknya: Lahir miskin lalu dengan bekerja keras akhirnya bisa jadi orang kaya.
 
Ada juga yang memiliki kekurangan fisik. Karena ada cacat lalu merasa hidupnya tak beruntung, merasa jadi manusia terpinggirkan, tak mungkin sukses, merasa tak berdaya, merasa hidupnya hanya menunggu belas kasihan orang. Padahal kita tahu, banyak contoh orang-orang difabel yang sukses luar biasa di kehidupannya.

Mumpung dalam suasana pergelaran Piala Eropa, saya ambil contoh seorang pemain sepakbola yang luar biasa, yaitu Lionel Messi. Meski ia tak main di kejuaraan ini karena orang Argentina, apa yang dialaminya cukup inspiratif. Messi sewaktu kecil mengalami proses pertumbuhan yang tidak normal. Badannya kekurangan hormon yang menghambat pertumbuhan tulangnya sehingga Messi bertubuh kecil dibanding anak-anak seusianya. Gara-gara penyakit itu ia ditolak klub sepakbola kenamaan Argentina.

Dokternya juga meminta Messi untuk tidak latihan sepakbola. Namun alih-alih berhenti bermain bola Messi malah terus berlatih dengan sembunyi-sembunyi. Bakatnya yang luar biasa akhirnya diketahui pemandu talenta dari klub sepakbola Spanyol, Barcelona. Klub ini lalu mengontraknya dan membiayai pengobatan Messi agar bisa tumbuh normal.

Kita sekarang tahu siapa Messi. Di Barcelona ia menjelma menjadi pemain hebat. Bahkan saat ini ia adalah pemain sepakbola terbaik di dunia. Messi menunjukkan bahwa kekurangannya bukan penghambat baginya.
Masih banyak contoh lain baik dari dunia olahraga, bisnis, atau bidang-bidang lainnya. Mereka tak mengeluhkan kekurangannya. Mereka justru mengoptimalkan kelebihannya untuk meraih kesuksesan hidup. Dan dengan bekerja keras akhirnya mereka sukses luar biasa. Misalnya Stephen Hawking yang tubuhnya lumpuh dan hidupnya hanya di atas kursi roda. Dengan kondisi seperti itu ternyata ia bisa berhasil menjadi ilmuwan fisika kenamaan dunia saat ini.

Memang di dunia ini tak ada yang sempurna. Tapi ketidaksempurnaan itu bukan sumber kegagalan. Kebanyakan orang yang gagal bukan karena tidak memiliki talenta, modal, atau kesempatan. Mereka gagal karena tidak pernah menyusun rencana untuk mengisi kehidupan mereka dengan sukses.

Karena itu, mari sadari bahwa kekurangan kita bukan hambatan untuk sukses. Kita pasti memiliki kelebihan. Yang harus kita lakukan adalah menemukan kelebihan kita, mengoptimalkannya, bekerja keras, tak mudah menyerah, dan mengembangkan sikap positif lainnya. Sukses pasti milik kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar