1. Tidak tamak akan harta
Kemenangan yang diperoleh Genghis Khan memberikannya harta rampasan perang. Namun, ia tidak tamak melainkan membagikan 9/10 bagian harta rampasan perang kepada prajurit-prajurit yang berada di bawah kendalinya. Sementara ia sendiri hanya menikmati 1/10 bagian sisanya. Sikap inilah yang kemudian membuat prajuritnya setia.
2. Memegang teguh kepercayaan dan komitmen
Dalam satu pertempuran dengan salah satu suku Mongolia, Genghis Khan hampir terbunuh oleh salah seorang jenderal dari suku tersebut. Tapi, ia berhasil menyelamatkan diri dan akhirnya memenangkan pertempuran itu. Salah satu tawanan perang tersebut adalah jenderal yang hampir membunuhnya. Hanya bermodal kepercayaan dan sumpah setia dari jenderal itu, Genghis mengangkatnya menjadi salah satu jenderal kepercayaannya. Sikap ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa Genghis Khan tahu benar bagaimana mengelola amarah dan kapan suatu dendam itu dapat bermanfaat dan kapan tidak.
3. Pemimpin yang visioner
Meskipun Genghis Khan dibesarkan dalam budaya masyarakat nomaden (hidup mengembara dan berpindah-pindah), pada masa kekuasaannya ia membangun sebuah ibukota kerajaan yang permanen. Ia menjadikan ibukota tersebut sebagai pusat dagang dan budaya yang besar. Genghis Khan ingin bangsanya sejahtera. Apa yang ia lakukan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat seperti itu? Ia mengimpor pengetahuan dan teknologi militer dari China, mendirikan korps pelatihan medis dengan tabib-tabib China, memerintahkan pengikutnya untuk melakukan kodifikasi atas catatan dan peraturan sebagai cikal bakal hukum dan perundang-undangan, serta tiap suku diberikan kebebasan untuk menentukan tanahnya sendiri. Meskipun buta huruf, Genghis Khan paham betul dengan kekuatan tulisan dan ia tidak ingin rakyatnya seperti itu, sehingga ia memerintahkan agar warisan kekuasaannya tercatat untuk generasi mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar