Pernyataan itu sangat bijak, inspiratif, dan filosofis.Terbayang orang yang mengungkapkannya adalah seseorang yang sederhana, orang yang bekerja tanpa pamrih, tekun, dan tak banyak menuntut. Dan itulah gambaran Indra Tamang, si pengungkap pernyataan itu. Ia seorang lelaki kelahiran Nepal 58 tahun lalu, yang kisahnya telah menjadi berita besar di Amerika Serikat.Melihat apa yang dialami Indra sekarang, pernyataan tadi menjadi makin berharga karena imbalan kejujuran dan ketulusan menjadi sesuatu yang tak berbatas. Bahkan melebihi yang dibayangkan seseorang!
Ford akhirnya mengangkat Indra menjadi pembantunya. Pertama-tama Indra dimintanya membeli barang-barang kebutuhan pokok dan mengantar surat menggunakan sepeda. Lama-lama Indra juga diajak belajar fotografi. Bahkan Indra kemudian ikut serta dalam petualangan Ford bersama rekan-rekannya menjelajahi Kathmandu-Iran-Afganistan, Pakistan, dan India.
Pada tahun 1973 Ford memutuskan kembali ke AS dan mengajak Indra Tamang ikut. Indra tak menyia-nyiakan kesempatan itu dan kemudian menjadi pelayan Ford di Negeri Paman Sam. Ford sendiri bukanlah tokoh sembarangan. Dengan profesinya itu, Ford merupakan tokoh terpandang yang tinggal di kompleks elit Dacota, New York.
Sahabat
Bagi Indra, Charles Ford tak sekadar tuannya. Ia juga sahabat. Ini diakui Indra kemudian. "Antara saya, Ford dan Ruth (adik Charles Ford), terikat pertemanan yang mendalam," ujarnya. Indra meski tetap sederhana sering diminta Charles Ford untuk memotret acara-acara resminya bersama Ruth. Bahkan hasil karya Indra ikut juga dibukukan Ford. Kedekatan Ford dengan Indra dibuktikan juga ketika Ford mengikuti agama Indra, untuk memeluk Buddha.
Indra memang pelayan yang setia dan jujur. Itulah kenapa Ford mempertahankannya hingga akhir hayatnya. Charles Ford meninggal pada tahun 2002 dalam usia 89 tahun.Berati Indra melayaninya sekitar 38 tahun.
Sepeninggal Charles Ford, Indra beralih melayani sang adik, Ruth Ford, yang merupakan mantan artis dan model Hollywood. Kebetulan antara apartemen Charles Ford dan Ruth tak berjauhan. Sebenarnya Indra sudah melayani Ruth sejak wanita ini sakit-sakitan ketika kakaknya (Charles Ford) masih hidup.
Indra sendiri, di Negeri Paman Sam, menikah dengan seorang wanita Nepal pilihannya. Ia hidup sederhana di distrik Queens, New York. Meski tak tinggal di apartemen Ruth, Indra bisa mengurus Ruth dengan telaten. Padahal Ruth sendiri punya pembantu di apartemennya. Setiap kali Ruth meminta bantuan, ia akan datang memberi pertolongan. Bahkan Indra bisa mengorbankan hari-harinya bersama keluarga untuk melayani Ruth.
Mungkin itulah yang membuat Ruth terkesan dan percaya.Ketika Ruth meninggal Agustus tahun lalu dalam usia 98 tahun, kekayaan peninggalannya bukannya diwariskan ke putrinya. Ruth malah mewariskan dua apartemen dan isinya pada Indra. Total harta yang diwariskan ke Indra itu mencapai 5,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 50 miliar. Kontan saja Indra jadi orang kaya baru di Dacota, New York.
"Terima kasih, ayah dan ibuku telah melahirkan saya, dan terima kasih Mississippi (kota kelahiran Charles Ford) telah membawa Charles ke saya. Dan terima kasih padanya (Charles) dan Ruth yang membuat saya jadi seorang New Yorker sekarang," ujarnya.
Cerita Indra Tamang ini baru terungkap belakangan setelah wartawan Associated Press menelusuri kisah Indra yang berubah dari orang dusun di Nepal menjadi seorang kaya di New York. Dan yang mengubah semua itu adalah kejujuran dan kepercayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar